Pentil Kecakot

BULAN Agustus adalah bulan keramat dan sakral bagi Bangsa Indonesia, karena pada bulan inilah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Sejalan dengan itu, setiap tanggal 17 Agustus semua lembaga pemerintah, sekolah-sekolah dan beberapa lembaga swasta melangsungkan upacara bendera untuk memperingatinya. Tak ketinggalan stasiun televisi di tanah air, semua meliput upacara peringatan secara langsung di istana negara.

Di berbagai tempat, dalam memeriahkan HUT Kemerdekaan RI banyak digelar aneka macam lomba. Entah itu lomba bagi anak-anak, dewasa, remaja putri, ibu-ibu, lansia digelar dengan maksud dan tujuan yang sama.sehingga di sana-sini dapat kita saksikan gebyar dan semarak. Demikianlah dari tahun ke tahun masyarakat menyambut pesta kemerdekaan negerinya.

Di samping lomba, tak sedikit pula yang menggelar acara show, pameran, pentas seni maupun acara hiburan lainnya. Stasiun televisi bahkan menyuguhkan berbagai macam sajian acara menarik baik secara live ataupun tidak. Terkadang di dalam acara yang disiarkan secara langsung diselingi dengan bagi-bagi hadiah melalui kuis interaktif.

Hampir semua lapisan masyarakat mengelar acara-acara hiburan dan lomba. Begitu pula di level pemerintah kota. Lomba yang digelar sudah bukan lagi untuk perorangan, akan tetapi meliputi wilayah yang berada di dalamnya. Umumnya lomba antar kecamatan atau antar kelurahan mengusung tema kebersihan, keindahan, kerapihan dan kesehatan yang menyangkut lingkungan. Lomba semacam ini melibatkan banyak pihak, baik yang tergabung dalam tim juri atau tim penilai dan panitia lainnya. Terkadang ada juga tim penilik atau peninjau yang bertugas memantau perkembangan sejak jauh hari sebelum lomba digelar.

Wilayah kota tempat tinggalku sering sekali menggelar lomba-lomba yang melibatkan kelurahan dan kecamatan sekota Yogyakarta. Tak hanya di bulan Agustus saja, namun di luar bulan Agustus kerapkali ada acara lomba pada level antar kelurahan atau kecamatan. Kalau sudah sampai level kecamatan, tak jarang pada periode tertentu petugas kecamatan kota terlihat berkeliling memantau wilayah kecamatannya. Yang dipantau tak hanya data kependudukan dan lingkungan, tapi juga menyangkut sarana dan fasilitas yang ada seperti tempat ibadah, sarana olahraga, industri dan usaha kecil, pelayanan masyarakat dan sebagainya.

Semua itu menjadi bahan masukan bagi kecamatan untuk persiapan kalau ada lomba pada even-even tertentu. Masyarakat barangkali tidak menyadari bahwa lingkungan tempat tinggalnya seringkali dilihat dan diamati oleh petugas dari kecamatan. Pengurus kampung pun terkadang juga tak menyadari bahwa wilayahnya dijadikan obyek pengamatan yang apabila memenuhi syarat bisa langsung diajukan sebagai wakil untuk mengikuti lomba dengan berbagai kategorinya.

Saya sering melihat petugas kecamatan yang berkeliling, biasanya naik motor berboncengan dengan membawa beberapa berkas. Entah apa tujuannya, barangkali salah satunya berkaitan dengan hal tersebut di atas. Biasanya setelah beberapa waktu kemudian dari pengurus RW muncul pemberitahuan yang menyatakan bahwa wilayah RW kita terpilih sebagai wakil kelurahan atau kecamatan untuk mengikuti lomba kebersihan atau yang lainnya di tingkat kota. Wilayah yang sering punya prestasi biasanya menjadi langganan diajukan ke tingkat yang lebih tinggi.

Personil kecamatan di wilayah kota sebagai penilik atau peninjau itu oleh masyarakat lebih dikenal sebagai petugas penilik kecamatan kota. Entah darimana asal muasalnya kemudian muncul istilah Pentil Kecakot sebagai akronim dari petugas penilik kecamatan kota. Di tempat lain ada juga Pentil Kecakot sebagai akronim dari penjaga tilpon kecamatan kota.

Nah, bila suatu saat ada petugas kecamatan di kota yang sedang meninjau wilayah atau yang sering terima tilpon di kantor kecamatan, itulah Pentil Kecakot. Kalau di desa mungkin jadi Pentil Kecades. Haa… haa… haa… ga ada hubungannya.*

17 respons untuk ‘Pentil Kecakot

  1. kok aku ra pernah ngerti ya bos?..paling2 pamong desa seng keliling-keliling..klo orang2 kecamatan mungkin pernah liat tapi gak tau,soalnya gak ta takoni..hihihi..penthil kecades..pentil seng endi bos???

    *yo sing kecades iku mas…

    Suka

  2. Wahaha, singkatan lawas bin jadul. Tapi jaman sekarang apa masih ada ya pentil kecakot? Hehe

    *Ada kok mas tapi yang sering lihat malah dari kelurahan kota (pentil kelukot)

    Suka

  3. Tadi saya mikirnya apa…hehehe….ternyata singkatan.
    Perayaan kemerdekaan merata diseluruh tanah air, semoga semangat perbaikan ini juga tetap menyala…..

    *dengan semangat 45

    Suka

  4. Ha ha ha baru nih mas denger istilah Pentil Kecakot dan Pentil Kecades.
    Menarik…klaau dari jabatannya sih…Salut buat mereka!!

    *mungkin istilah ini beredar gak sampe sini pakde

    Suka

  5. hahaha….udah lama bgt nih istilah…tapi waktu aku kecil ingetnya kepanjangan dari Penjaga Tilpin Kec.Kota…

    *betul mbak, di tempat saya sudah reinkarnasi jadi itu. Mungkin karena terlalu sering ya lihat para petugas yang keliling.

    Suka

  6. Mbak Endang yang betul, itu plesetan jamannya ada penataran P4. Ada lagi “susutante” plesetan dari : Sumbangan Sukarela Tanpa Tekanan. Numpang ngiyup mas, Salam kenal dari Mbah Suro

    *peninggalan orde baru mbah. Salam kenal juga, monggo dipun sekecakken

    Suka

  7. woalah…………????
    aku pernah dapet pertanyaan apa kepanjangan dari “PENTIL KECAKOT”

    ya tak jawab ajah : NJERIT. ( Aaa………………………………………….. )
    karena kesakitan……

    iya tho?????


    *kecakot to mas…???

    Suka

Silahkan Berkomentar