Tukul Arwana dan Laptop

MASIH ingatkan ketika beberapa tahun yang lalu para wakil rakyat yang ada di gedung dewan sana ribut mau bagi-bagi laptop? Meski hal itu sudah lama berlalu, namun saya yakin semua pasti masih ingat deh…

Tukul Arwana seakan bikin gerah para wakil rakyat di gedung DPR sana. Dengan kata-kata mujarabnya “kembali ke laptop”, ia bagaikan menyihir para wakil rakyat untuk menggunakan laptop. Konon, nilai laptop yang dibutuhkan mencapai Rp. 21 juta per bijinya. Jika seluruh anggota dewan memperoleh laptop, maka tinggal dikalikan saja dengan Rp. 21 juta berapa hasilnya? Sebuah nilai yang sangat fantastis bukan? Apalagi dalam kondisi dimana rakyat sedang membutuhkan bantuan akibat bencana yang terjadi.

Gempa bumi, angin puting beliung, semburan lumpur panas, tanah longsor, banjir dll, merupakan musibah yang masih terlihat bekas-bekasnya. Rakyat semestinya mendapat perhatian lebih. Bukankah wakil rakyat dipilih oleh rakyat untuk kepentingan rakyat? Orang awam saja pasti akan menilai bahwa rencana pembelian laptop tersebut sangat tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Rakyat jelata, bukan rakyat yang duduk di tingkat pejabat pemerintahan ataupun rakyat kalangan atas, apalagi konglomerat.

Walaupun rencana pembelian laptop tersebut akhirnya batal, tetap saja hal itu memunculkan rasa ketidakpuasan. Anggaran yang sedianya untuk membeli laptop dialihkan untuk kepentingan lain. Kepentingan apa, itu juga pun juga tidak pernah dijelaskan.

Masih hangat dalam ingatan ketika para wakil rakyat waktu itu menerima dana sebagai tunjangan yang dirapel sejak setahun yang memicu komentar banyak pihak. Sebab muaranya tidak berpihak pada rakyat kecil, sehingga akhirnya muncul revisi dari undang-undang yang sudah ada. Rakyat yang sudah menderita semakin mengalami luka hati. Sedangkan mereka yang sudah berduit banyak, menerima limpahan duit semakin banyak.

Memang sih, untuk meningkatkan kinerja agar lebih optimal diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Namun bukan berarti harus melukai hati rakyat jelata. Kalau kemudian muncul berbagai komentar miring dari berbagai pihak, itu sudah menunjukkan adanya ketidakpuasan.

Melihat keadaan rakyat yang waktu itu sedang terkena musibah bencana, misalnya saja korban gempa 27 Mei 2007. Bantuan dana rekontruksi bagi rumah yang roboh hampir sebagian besar masih belum diterima seluruhnya oleh para korban. Nah, kemana mampirnya dana tersebut?

Dana rekontruksi yang nilainya hanya Rp. 15 juta saja sampai ke tangan rakyat secara bertele-tele, memerlukan waktu berbulan-bulan. Itu pun dengan persyaratan yang cukup banyak. Entah, siapa yang salah ataukah memang prosesnya demikian. Tapi bandingkan saja dengan rencana pembelian laptop senilai Rp. 21 juta, jika sempat terlaksana pasti dananya akan langsung cair.

Cobalah sejenak kita bayangkan, perbandingan bantuan rumah roboh yang Rp. 15 juta dengan laptop yang Rp. 21 juta itu. Padahal rencananya setiap rumah roboh akan mendapat RP. 30 juta . Sedangkan proses membangun rumah tidak gampang, bahan-bahannya langka dan mahal. Sebab permintaan jauh melebihi dari stok yang ada. Rakyat bisanya ya cuma geleng-geleng kepala dengan dana yang minim tersebut. Itu saja baru yang gempa bumi, bagaimana dengan bencana yang lainnya?

Demikian sekilas gambaran yang terjadi pada saat itu. Kini masyarakat kembali diributkan oleh rencana pembangunan gedung dewan yang mewah dan akan memakan biaya besar. Ada fasilitas kolam renang, fitness dan spa segala, sungguh asyik. Kita juga belum tahu, apakah rencana tersebut akan tetap dilaksanakan ataukah ada pertimbangan lain kita tunggu saja hasilnya.

Kembali ke Tukul Arwana

Mr. Tukul yang enerjik, lucu dan menggemaskan di acara Bukan Empat Mata itu ternyata menyimpan pesan-pesan dari gaya yang sering diperlihatkannya. Gaya Tukul yang khas bertepuk tangan ala simpanse, menarik-narik bibir atau mulut ke depan dan juga telinganya. Kesan yang tampak mungkin hanya sekedar lucu dan kocak. Namun dibalik itu, Mr. Tukul ingin menyampaikan suatu pesan terutama buat para petinggi negeri ini.

Bertepuk tangan ala simpanse mengandung pesan bahwa kalau menerima uang, apalagi uang rakyat jangan hanya digunakan untuk kepentingan sendiri. Kocok atau distribusikan uang tersebut dan gunakan untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Intinya, jangan ada korupsi karena korupsi merugikan bangsa dan negara..

Menarik-narik mulut ke depan bermakna bahwa kalau ngomong ya mesti hati-hati. Jangan asal bicara yang tidak sesuai dengan kenyataan. Janji manis hanya di bibir saja, lupa kacang dengan kulitnya. Kalau cuma ngomong atau janji gombal, semua orang bisa. Rakyat sudah bosan dibohongi, rakyat tak membutuhkan janji. Sekarang bilang begini besok bilang begitu. Jadi mana yang benar? Intinya, jangan gampang memberi janji karena jika tidak ada bukti hal itu akan melukai perasaan.

Menarik-narik telinga berarti suara rakyat mesti didengar. Keluh kesah rakyat yang membutuhkan perhatian mesti diutamakan. Jangan cuma mau mendengar apa kata orang berpangkat yang kemudian langsung ditindaklanjuti. Tapi dengarkan pula suara rakyat, penderitaan rakyat. Rakyat jelata juga perlu kesejahteraan, perlu hidup layak. Intinya, buka telinga lebar-lebar dan dengarkan suara rakyat.

Yang paling fenomenal adalah ketika dia bilang : “Pe… pe… pemirsa! Sambil tangannya mengacung ala jurus bangau kungfu shaolin, lalu disambut audiens dengan eya…e ya… eya… itu dapat ditafsirkan lebih luas lagi. Apalagi saat dia mencolokkan dua jari tangannya di bukan empat mata:

“Saya colok matanya, kalau untuk nonton konten porno saat bertugas …”

Tukul yang sederhana, wong nDesa bahkan sering menjadi bahan ejekan itu ternyata merupakan sebuah simbol. Simbol bagi rakyat jelata bahwa rakyat punya hak untuk hidup sejahtera, rakyat punya hak untuk bicara, rakyat punya hak untuk diperhatikan, rakyat punya hak untuk menikmati uang yang dibayarkannya sebagai pajak dll.

Satu lagi, rakyat kecil juga berhak untuk punya “laptop” (LAhan/tempat untuk bernaung, Pangan, perTOlongan dan Perhatian).

Kalau sudah begini manjurlah kata Tukul “kembali ke laptop.”*

51 respons untuk ‘Tukul Arwana dan Laptop

  1. Salam Takzim
    wah sorotannya tajam juga nih kang, semoga petinggi kita bukan hanya datang duduk diam namun membaca situasi yang sedang terjadi di negeri ini dan peka terhadap pranata sosial
    Maap baru bisa hadir lagi nih kang
    Salam Takzim Batavusqu

    — — —
    *Mudah2an saja para petinggi negeri lebih peka dengan kondisi sekarang

    Suka

  2. Laptop memang tidak bisa di lupakan dari sosok intertain Tukul Arwana. Biasanya di Bukan Empat Mata, om Tukul suka bilang “Kembali Ke Laptop”. Heheheh, salam dari anak ingusan.

    Dan jangan lupa untuk sekedar BW ke blog saya!!!

    — — —
    *iya deh, saya akan berkunjung…

    Suka

  3. wah,, baru tau… ternyata tingkah polah Tukul yang sederhana tp kocak itu ada filosofinya….

    — — —
    *kira2 begitulah mbak…

    Suka

  4. tukul memang jadi pinter karena laptopnya … sekarang si gak dilihat wajahnya, tp isi kantongnya … he3

    — — —
    *Honornya bisa untuk beli laptop harga muahal

    Suka

  5. padahal percuma saja, anggota dpr diberikan laptop mahal juga cuma buat nonton film porno

    — — —
    *makanya dibatalkan saja rencana tersebut

    Suka

  6. kita menganut sistim air suling Mas.. jadi kucuran dana itu harus disaring lewat berbagai macam filter seperti ijuk, batu kerikil, pasir nah baru deh turun ke rakyat hasilnya hehehe

    saya golput aja deh

    — — —
    *kalau pake sistem itu, sampai bawah gak bersisa lagi mas

    Suka

  7. Iya, kelakuan wakil rakyat memang ada2 saja. Seharusnya mereka berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun yang ada malahan menghambur-hamburkan uang dengan dalih studi banding 😦

    — — —
    *begitulah kenyataan yang sekarang kita lihat, kasihan deh rakyat

    Suka

  8. Hemm… keren analogisnya.. 😀

    Btw, saya gak suka nontong Tukul!
    sama sekali gak mendidik!!!

    — — —
    *sebetulnya saya juga jarang nonton, cuma tergelitik aja lihat polahnya si tukul

    Suka

  9. kita butuh sosok yang mau menginterpretasikan rakyat tertindas. dulu tukul seperti itu. tapi ada kemungkinan dia akan jadi penguasa baru dengan kemampuannya mengelola lingkar penguasa lainnya. semoga tukul tetap menjadi ejawantahan rakyat kecil

    — — —
    *kita harapkan agar tetap seperti itu, tidak lupa dengan asalnya

    Suka

  10. hehehe…. ya kembali laptop, jangan kembali Tanktop bisa buahaya buat diri & keluarga.
    semoga negeri gemah ripah loh jinawi 🙂

    — — —
    *negri yang gemah ripah loh jinawi, rakyat hidup aman, nyaman, tentram dan sejahtera

    Suka

  11. Tukul itu kalu jadi anggota dewan pasti merakyat, lihat aja dia suka membuat oarang tertawa..hahaha

    — — —
    *kalau buat orang susah tentu bukan tukul deh…

    Suka

  12. tukul arwana, meski dia bukan anggota dpr, ia malah lebih lantang menyuarakan kepentingan rakyat dengan cara dia yang khas

    salam

    — — —
    *ya, betul sekali

    Suka

  13. sayangnya memang para petinggi negri semakin menjadi-jadi buta dan tulinya!

    — — —
    *semakin tinggi suatu tempat, maka yang di bawah makin tak terdengar dan terlihat

    Suka

  14. hmmmm. mudah mudahan pada petinggi kita tuh makin sadar dan ikhlas dalam bekerja. hmmm keren juga ya di analogikan semua dengan tukul. hihi bisa aja tuh analogi nya dengan gerakan tukul. sip mantap

    — — —
    *ha… ha… imajinasi saya ternyata sampai demikian ya…

    Suka

  15. tukul dan laptop selalu beriringan.
    dia menyontek laptop gan untuk mewancarai tamu undangannya

    — — —
    *laptop sudah menjadi partner kerjanya, tak bisa dipisahkan

    Suka

  16. Waw,:) dalam acara Bukan 4 Mata pun, banyak hikmah tersembunyi yang bisa dipetik melebihi apa yang terlihat. Analoginya asyik, kalau memang demikian, dengan caranya tersendiri sebagai entertainer, Mr. Tukul telah menyalurkan amanat teguran kepada orang-orang yang mewakili kita itu…apakah di sadari atau tidak..HMMMM..

    — — —
    *barangkali Tukul sendiri belum sadar bahwa polahnya itu banyak sindirannya

    Suka

  17. Kabarnya, belum lama ini mas Tukul ke Semarang ya kak? Salam kenal. Nita – Semarang.

    — — —
    *ya, sekalian menengok keluarganya

    Suka

  18. Wah bisa saja sampean itu, ilmu gotak-gatuk, tapi masalah gaya bicara, tepuk tangan dan sebaginya dari si Tukul ini koq masuk juga 😆

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    — — —
    *Lha, cuma menganalisis aja kok dengan situasi dan kondisi yang ada

    Suka

  19. Ternyata dengan cara sederhana dapat menyampaikan pesan yang sangat bermakna ya..
    SALAM.. 8)

    — — —
    *ya, dan itu oleh tukul tidak dibuat-buat mas

    Suka

  20. nurani tergantikan hawa nafsu, maka derita rakyat seperti angin lalu. Jika amanah sudah tidak dijalankan dg baik lalu kepada siapa harus percaya dalam mengatur negeri ini?

    — — —
    *rakyat makin susah, kepada siapa mereka mengadu?

    Suka

  21. Sebagai rakyat biasa saya juga merasa risih dengan anggota dewan yang maunya selalu bergelimang fasilitas mewah, lalu kapan waktunya memikirkan rakyat kalau saat sidang saja dipakai buat nonton film porn. Semoga ‘mereka’ yang melihat tukul arwana akan tahu filosofi tersebut

    — — —
    *semoga saja ada yang mengetahui filosofi tukul

    Suka

  22. waaahh laptopnya canggih maning yaa kl seharga itu…
    trus nanti dipake buat nonton film bokep deh *upsh

    — — —
    *pasti muat banyak isinya

    Suka

  23. laptop merek apa ya 21 juta….. sepuluh kali lipat harga netbook yang teman saya beli tuh,…. wakil rakyat emang harus belajar banyak sama Tuku Arwana

    — — —
    *laptop plus plus

    Suka

  24. Dari pada pnya sarana canggih untuk nonton porn mending bikin sesuatu yang bermanfaat ya kang…saya suka lahan,pangan, pertolongan dan perhatiannya

    — — —
    *betul, rakyat juga perlu dilihat kondisinya

    Suka

  25. Wahaha keren mas, bisa menafsirkan gaya tukul dengan keadaan Indonesia saat ini 😀

    — — —
    *he… he… pas juga ternyata

    Suka

  26. salam sobat
    wah Tukul memang lucu.
    Laptop ada kepanjangannya untuk rakyat kecil pas banget.

    — — —
    *ya, tukul memang kocak dan menyentil

    Suka

  27. saya setuju anggota dewan memiliki laptop, tapi beli pakai uangnya sendiri :mrgreen:

    — — —
    *uang sendiri kan sudah untuk keperluan yang lain?

    Suka

  28. Saleum,
    Semoga tidak lagi ada kejadian serupa pada mereka “dewan terhormat” itu. disamping itu memalukan juga sangat menyimpang dari agama.
    saleum dmilano

    — — —
    *kita doakan saja dari jauh

    Suka

  29. salaam…..

    harusnya kalau “dewan terhormat” mau pada pengen punya lappy ya beli sendiri dong ya, kan termasuk kebutuhan kerjanya sendiri, orang saya juga yang hanya rakyat biasa aja beli sendiri koh.. heheheh

    salaam

    — — —
    *iya juga ya, rakyat biasa aja beli sendiri

    Suka

  30. oalaaah…disini toh? lha aku ndak dikabari je kalo sudah balik lagi….
    wah, pinter nih mas mufti mengartikan perilaku tukul…..sip!

    — — —
    *iya nih mbak, dah di sini

    Suka

  31. walah mas.ta’goleki koq yo angel buanget.kemana aja sih mas?bolak-balik buka blog-nya mas mufti..weekkk nendang tembok “you have no permission”.

    — — —
    *saiki kan wis ora mas…

    Suka

  32. MOHON MAAF
    SAYA PELAJAR JOGJAKARTA
    MOHON DILIHAT VIDEO SAYA DI YOU TUBE JUDULNYA(NYANYIAN INSPIRASI PELAJAR JOGJAKARTA 1-5,ADA 5 VIDEO)MOHON DILIHAT DAN DISEBARKAN LUAS INFO VIDEO SAYA ATAU DI PUBLIKASIKAN

    MOHON MAAF JIKA ADA KATA KURANG BERKENAN DARI SAYA

    TERIMAKASIH

    — — —

    Suka

  33. of course like your website however you need to check the spelling on quite a few of your posts. A number of them are rife with spelling problems and I to find it very troublesome to tell the truth on the other hand I will definitely come again again.

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Nita Batalkan balasan